Perbankan Indonesia telah mengalami perubahan orientasi sejak terjadi
deregulasi dan liberalisasi keuangan di Indonesia yang sebelumnya sangat
represif. Sebelum tahun 1980-an, bank-bank masih merupakan lembaga yang
beorientasi pada produk. Masyarakat yang membutuhkan pelayanan bank akan datang
dan mencari bank. Dengan adanya suatu persaingan antara bank atau antarcabang
bank menjadi semakin tajam baik pada level inovatif produk, level harga (bunga)
maupun level pelayanan. Pelayanan sempurna, bahkan super sempurna menjadi
keharusan bagi bank memenangi persaingan. Bank harus menggeser orientasi produk
ke orientasi nasabah.
Pelayanan yang sempurna dan pengembangan produk dan jasa yang
berkualitas pada gilirannya akan memberikan kontribusi bagi kinerja bank. Kinerja
bank/tingkat kesehatan bank akan dicerminkan oleh aspek pemenuhan modal minimum
(Capital Adequacy Ratio/CAR), kualitas aktiva produktif (asset quality),
kesehatan manajemen (management), kemampuan memperoleh laba (earning power),
kemampuan memenuhi kewajiban segera (liquidity) dan sensitivitas pasar (aspek
risiko). Faktor-faktor tersebut harus didukung oleh pemenuhan ketentuan moneter
lainnya di bidang perbakan misalnya Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) atau
Legal lending Limit (LLL), Net Open Position (NOP), Ketentuan KUK, dan
sebagainya.
Faktor-faktor dan komponen penentu kinerja bank tersebut harus
dikelola secara terus-menerus untuk menghasilkan kinerja yang diinginkan. Untuk
mengelola faktor tersebut, harus didukung oleh informasi yang tepat pakai
(relevan), tepat waktu dan akurat. Informasi yang tepat pakai, tepat waktu dan
akurat bisa terwujud kalau dikelola dengan baik, keunikan bank dan penggunaan
akuntansi untuk informasi tersebut.
Dalam mempelajari Akuntansi Perbankan terdapat beberapa materi yang
tertuang diantaranya:
Pertemuan 1 : Konsepsi Akuntansi, Laporan Keuangan Bank
Pertemuan 2 : Akuntansi
Kliring
Pertemuan 3 : Giro Nasabah,
Tabungan, Deposito
Pertemuan 4 : Penjaminan
Simpanan, Surat Berharga Yang Diterbitkan
Pertemaun 5 : Penjaminan
Yang Diterima
Pertemuan 6 : Akuntansi
Modal Bank
Pertemuan 7 : Kas dan
Rekening Giro Bank Indonesia
Pertemuan 8 : Evaluasi
materi
Pertemuan 9 : Investasi
Jangka Pendek dan Investasi pada Surat Utang Negara
Pertemuan 10 : Akuntansi Kredit
Yang Diberikan
Pertemuan 11 : Batas Maksimum
Pemberian Kredit
Pertemuan 12 : Akuntansi
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif, Aktiva Sewa Guna Usaha, Aktiva Tetap
Pertemuan 14 : Kartu Plastik, Bank
Garansi
Pertemuan 15 : Akuntansi
Komitmen dan Kontijensi Bank
Pertemuan 16 : Evaluasi materi
Dengan memperhatikan karakteristik dan keunikan bank, maka dapat dipastikan bahwa pengelolaan informasi untuk pengambilan keputusan sangat diperlukan. Untuk mengelola informasi diperlukan akuntansi. Dengan akuntansi, informasi dapat disajikan tepat waktu dan relevan untuk pengambilan keputusan. Materi ini memaparkan Akuntansi Perbankan dalam transaksi Rupiah secara teoritis maupun aplikasinya dalam perspektif manual. Materi Akuntansi Perbankan menjadi salah satu referensi bagi mahasiswa dalam mata kuliah akuntansi perbankan di Indonesia.
Dengan memperhatikan karakteristik dan keunikan bank, maka dapat dipastikan bahwa pengelolaan informasi untuk pengambilan keputusan sangat diperlukan. Untuk mengelola informasi diperlukan akuntansi. Dengan akuntansi, informasi dapat disajikan tepat waktu dan relevan untuk pengambilan keputusan. Materi ini memaparkan Akuntansi Perbankan dalam transaksi Rupiah secara teoritis maupun aplikasinya dalam perspektif manual. Materi Akuntansi Perbankan menjadi salah satu referensi bagi mahasiswa dalam mata kuliah akuntansi perbankan di Indonesia.
Sumber: Taswan. 2015. Akuntansi Perbankan, Transaksi dalam Valuta Rupiah. Edisi III.Cetakan 4. UPP STIM YKPN.
1 Komentar
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus